SIDOARJO – Sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan pelayanan terutama dari sisi keamanan dan keselamatan penerbangan, Bandara Juanda Surabaya melaksanakan program perkerasan dan overlay landas pacu (runway) yang dimulai sejak 18 Juli 2016. “Telah diterbitkan Notice to Airman (NOTAM) terkait Work In Progress (WIP) pembatasan jam operasional Bandara Juanda Surabaya dikarenakan adanya maintenance fasilitas di sisi udara. Perbaikan ini dilakukan pada pukul 24:00 hingga pukul 05:00 WIB,†jelas General Manager Bandara Juanda Surabaya Yuwono di kantornya pada Selasa (2/8). “Upaya perbaikan landas pacu ini sebenarnya lazim dilaksanakan di Indonesia mengingat secara umum Bandar Udara yang ada di Indonesia, menghadapi permasalahan yang sama yaitu menurunnya kondisi struktural dan fungsional dari sistem perkerasan fasilitas sisi udara seperti runway, taxiway, dan apron,†lanjutnya.
Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya frekuensi lalu lintas udara, bertambah besar dan berat pesawat udara, dan desain sistem struktur perkerasan sisi udara yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. “Kondisi pada saat ini dengan pertumbuhan arus lalu lintas udara di Indonesia yang tinggi dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir sebesar 7,6% per tahun, mengakibatkan adanya pengulangan beban lalu lintas yang tinggi oleh pesawat dan menyebabkan sistem perkerasan menjadi lelah atau fatigue,†ungkapnya. Yuwono juga menambahkan bahwa tingginya pergerakan penerbangan yang tidak diikuti dengan perbaikan kapasitas struktural landasan akan memperpendek umur landasan.
“Sejak Tahun 2013, Bandara Juanda seringkali mengadakan perbaikan landasan untuk menjaga kualitas pelayanannya,†tambah Yuwono. Bandara Juanda hingga saat ini tercatat juga melayani penerbangan pesawat berbadan besar (Airbus 330, B747, B777) yang memiliki ACN (Aircraft Classification Number) yang lebih berat dari PCN (Pavement Classification Number) landasan eksisting. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan dini pada perkerasan landasan yaitu terjadinya retak perkerasan atau deformasi landasan sehingga semakin memperlemah lapisan perkerasan landasan. Sebelum pekerjaan overlay kali ini, di Tahun 2015 yang lalu Bandara Juanda melaksanakan langkah perbaikan area weak spot sebanyak 42 kali pada 86 titik di area runway. Pekerjaan ini juga dilakukan dari pukul 24:00 hingga pukul 05:00 WIB.
Menilik dari sejarah lapangan terbang di Indonesia, yang di masa pembangunannya diperuntukkan sebagai lapangan terbang militer, kini mewariskan sistem struktur perkerasan yang sulit dikembangkan. Masa pembangunan yang singkat karena desakan kebutuhan untuk perang saat itu, membuat struktur perkerasan sisi udara (runway) dibangun dengan Lapis Permukaan (Surface Layer) yang relatif tebal dan Lapis Fondasi (Base Layer) yang relatif tipis, di atas Permukaan Tanah Dasar (Subgrade) dengan perbaikan tanah dasar yang minim. Sistem ini menjadi kurang menguntungkan dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan struktur pondasi yang tipis dan daya dukung konstruksi bertumpu pada lapisan permukaan yang cenderung menua (aging) dan menurun kinerjanya secara signifikan karena menahan langsung beban pesawat, lalu lintas udara serta faktor lingkungan seperti suhu udara dan curah hujan.
Perbaikan landas pacu (runway) di Bandara Juanda Surabaya sendiri telah melalui serangkaian persiapan dan sosialisasi yang diantaranya melibatkan pihak maskapai penerbangan dan otoritas bandara selaku regulator. “Koordinasi melalui sosialisasi kepada pihak-pihak terkait tentu telah kami laksanakan antara lain kepada; Otoritas Bandara Wilayah 3, Airnav, Imigrasi, Bea Cukai, mitra kerja dan mitra usaha termasuk maskapai. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan tiga kali pada tanggal 8 Desember 2015, 4 Mei 2016 dan 1 Juli 2016,†jelas Yuwono.
PT. Makasar Indah Graha Sarana telah ditunjuk melalui proses tender untuk melakukan perkerjaan perbaikan perkerasan landasan di Bandara Juanda. “Jangka waktu perbaikan dimulai tanggal 1 Februari 2016 sampai dengan 16 Maret 2019, dimulai dengan masa persiapan yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2016 s.d 19 Juli 2016. Dilanjutkan dengan pelaksanaan pekerjaan pada tanggal 18 Juli 2016 s.d 16 Maret 2019, dengan ruang lingkup pekerjaan Perbaikan Perkerasan Runway Tahap I (Penyeragaman PCN) dengan dua fokus utama yaitu Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Penyeragaman PCN,†jelas Yuwono.
Perbaikan perkerasan landasan berdampak terhadap jam operasional Bandara Juanda yang sebelumnya beroperasi 24 jam menjadi sampai dengan pukul 22:00 WIB yang kemudian di lakukan perubahan sementara sebagai transisi karena alasan operasional menjadi pukul 24:00 WIB. Perubahan ini dilakukan dengan pertimbangan kebutuhan pelayanan kepada masyarakat. “Dengan begitu Bandara Juanda hanya dapat melayani penerbangan sampai dengan pukul 24:00 WIB kecuali untuk penerbangan Haji dan kepentingan medis. Perubahan jam operasional ini berdampak kepada maskapai yang memiliki jadwal penerbangan yang beroperasi diatas pukul 24:00 WIB sehingga perlu adanya penyesuaian jadwal penerbangan,†pungkas Yuwono. [*]
Surabaya, 2 Agustus 2016
GENERAL MANAGER
BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA
YUWONO