en id

Soekarwo Dorong Percepatan Pengembangan Bandara Juanda

22 Jan 2014

kembali ke list


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo memimpin langsung tim ekonomi Jatim guna membahas percepatan pengembangan terminal 2 Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Ini mengingat kebutuhan pelayanan penumpang di bandara Juanda yang sudah melebihi kapasitas (over load).

“Bandara Juanda sudah over load dari 7,5 juta penumpang per tahun, kini sudah mencapai 17,684 juta penumpang,” ujarnya yang dibenarkan oleh Direktur Utama (Dirut) PT Angkasa Pura (AP) I Tommy Soetomo di Jakarta, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (20/1) petang.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Sokarwo, pejabat AP, dan anggota tim ekonomi Jatim itu membahas tentang percepatan peresmian terminal 2 Juanda. Sebentar lagi, kata Soekarwo, terminal 2 Juanda akan digunakan untuk mengurangi kepadatan terminal utama Bandara Juanda. Dioperasikannya terminal 2 selain menambah kapasitas penumpang, namun juga kargo.

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jatim meningkat luar biasa hingga mencapai 6,68 persen pada triwulan III tahun 2013. Kemudian perdagangan dalam negeri atau ekspor dalam negeri mencapai Rp 251,623 triliun dari total eksport Jatim mencapai Rp 426,772 triliun.

“Melihat tren demikian, maka kargo melalui lapangan udara sudah menjadi kebutuhan Jatim untuk melayani 24 provinsi yang telah ada kantor perwakilan dagangnya,” katanya.

Sementara itu Tommy memperkiraan, trafik kargo dari 20,165 juta ton untuk internasional dan 78,345 juta ton untuk domestik di tahun 2013 lalu akan meningkat di tahun 2015 menjadi 20,791juta ton internasional dan domestik 85,340 juta ton.

Dengan adanya terminal 2 Juanda, kata Tommy, akan menambah frekuensi penerbangan domestik mencapai kegunaan 113 persen, sedangkan di terminal utama Juanda saat ini sudah mencapai kegunaan 300 persen. Kemudian penerbangan internasional yang akan dibuka akan mencapai kegunaan 60 persen, sedangkan di terminal utama saat ini mencapai 42 persen.

“Idealnya bandara itu kegunaannya 75 persen,” ujarnya.