REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo
memimpin langsung tim ekonomi Jatim guna membahas percepatan
pengembangan terminal 2 Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Ini
mengingat kebutuhan pelayanan penumpang di bandara Juanda yang sudah
melebihi kapasitas (over load).
“Bandara Juanda sudah over load
dari 7,5 juta penumpang per tahun, kini sudah mencapai 17,684 juta
penumpang,†ujarnya yang dibenarkan oleh Direktur Utama (Dirut) PT
Angkasa Pura (AP) I Tommy Soetomo di Jakarta, seperti dalam keterangan
tertulis yang diterima Republika, Senin (20/1) petang.
Dalam
pertemuan yang dihadiri oleh Sokarwo, pejabat AP, dan anggota tim
ekonomi Jatim itu membahas tentang percepatan peresmian terminal 2
Juanda. Sebentar lagi, kata Soekarwo, terminal 2 Juanda akan digunakan
untuk mengurangi kepadatan terminal utama Bandara Juanda.
Dioperasikannya terminal 2 selain menambah kapasitas penumpang, namun
juga kargo.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jatim meningkat
luar biasa hingga mencapai 6,68 persen pada triwulan III tahun 2013.
Kemudian perdagangan dalam negeri atau ekspor dalam negeri mencapai Rp
251,623 triliun dari total eksport Jatim mencapai Rp 426,772 triliun.
“Melihat
tren demikian, maka kargo melalui lapangan udara sudah menjadi
kebutuhan Jatim untuk melayani 24 provinsi yang telah ada kantor
perwakilan dagangnya,†katanya.
Sementara itu Tommy memperkiraan,
trafik kargo dari 20,165 juta ton untuk internasional dan 78,345 juta
ton untuk domestik di tahun 2013 lalu akan meningkat di tahun 2015
menjadi 20,791juta ton internasional dan domestik 85,340 juta ton.
Dengan
adanya terminal 2 Juanda, kata Tommy, akan menambah frekuensi
penerbangan domestik mencapai kegunaan 113 persen, sedangkan di terminal
utama Juanda saat ini sudah mencapai kegunaan 300 persen. Kemudian
penerbangan internasional yang akan dibuka akan mencapai kegunaan 60
persen, sedangkan di terminal utama saat ini mencapai 42 persen.
“Idealnya bandara itu kegunaannya 75 persen,†ujarnya.